Pages - Menu

Senin, 08 Oktober 2012

Rajutan Kisah Yang Terukir dan Tengah di Ukir


Pagi ini adalah hari sabtu hari dimana pra mos di SMA ku dimulai. Tema untuk mos angkatanku adalah Heroes come back.  Dan hari dimana aku mendengar DKM Al - Ma’wa untuk pertama kalinya. Pagi itu sekitar pukul tujuh, ada dua orang laki-laki yang entah siapa namanya mereka memakai blazer berwarna hitam yang kuingat mereka adalah kelas XII dan XI. Kudengar mereka berdua datang untuk tasyroh kelas yang telah biasa dilakukan di SMANSA setiap hari sabtu. Ada yang menyampaikan materi, ada pula yang hanya sekedar menjadi MC. Setelah selesai menyampaikan materi, salah satu dari mereka menjelaskan sedikit mengenai apa itu DKM Al-Ma’wa. DKM AL-Ma’wa adalah salah satu ekstrakulikuler di SMANSA. Saat itu aku hanya setengah hati mendengarkan penjelasannya, tak ada sedikitpun tertarik untuk bergabung di ekstrakulikuler tersebut.
***
                Hari demi hari kami, kelas sepuluh dua bersama kelas sepuluh yang lainnya menjalani berbagai kegiatan yang ada di masa orientasi SMA ini. Sore itu, tepatnya rabu sore aku menatap langit yang cerah itu. Warna jingga terlukis indah di langit biru yang maha luas . “Akhirnya semua selesai. Malam ini tidur nyenyak tanpa tugas mos yang menguras fikiranku dan malamku.” aku bergumam dalam hati diantara keramaian sorak gembira penutupan masa orientasi peserta didik baru.    
                Keesokan harinya, hari kamis di aula SMAN 1 Cianjur untuk kedua kalinya aku mengenal DKM Al-Ma’wa. Hari itu adalah hari dimana para ekskul berdemo untuk menarik peminat para siswa baru untuk bergabung dengan mereka. Dari berbagai ekskul yang tampil, ada satu ekskul yang membuatku terperangah kaget dibuat olehnya yaitu, ekskul DKM Al-Ma’wa. Aula yang bergitu besarnya hanya dikelilingi oleh anggota satu ekskul saja? Tapi, hal itu tetap tak membuatku tertarik untuk bergabung dengan ekskul tersebut.
Beberapa minggu kemudian, tibalah waktu untuk pendataan anggota ekskul yang baru. Beberapa kertas formulir telah ada ditanganku dan aku belum mendapatkan keputusan akan masuk ekskul apa. Untunglah diberi waktu satu hari jadi aku masih punya waktu untuk berfikir. Malam harinya aku benar-benar dibuat bingung oleh kertas-kertas formulir itu. “ Ah sudahlah, bagaimana nanti saja.” Gerutuku. Keesokan harinya teman-temanku sudah mempunyai keputusan mereka akan ikut bergabung dengan ekskul yang mereka benar-benar inginkan. Dan mungkin hanya aku saja yang belum memutuskan akan bergabung dengan ekskul mana. Disaat aku sedang dilanda kebingungan memutuskan ekskul,aku melihat salah satu teman perempuanku di kelas X2 sedang mengisi formulir  anggota baru DKM Al-Ma’wa yang kubaca dari tulisan yang ada diformulir tersebut. Temanku menyadari kehadiranku dan bertanya “ Di, ikut DKM yuu... biar ada temennya aku.” Oceh temanku itu. Setelah berfikir sebentar dan temanku pun tak berhenti-hentinya merayuku untuk bergabung di ekskul tersebut dan ia berhasil merayuku sehingga aku mengabulkan permintaanya. Tak lama dari itu aku baru tersadar ternyata tadi itu aku  berkata “iya” tanpa menolak. Tapi aku tak ambil pusing, “ah sudahlah jalani saja”. Dan tersirat dalam fikiranku DKM itu organisasi yang kurang aktif jadi tak apalah aku bergabung di ekskul tersebut. Karena pada saat itu aku hanya berfikir bahwa SMA itu sibuk dan tak perlu untuk mencari kesibukan lain.
Tak lama dari hari itu kami para anggota ekskul DKM diminta untuk berkumpul di mesjid Al-Ma’wa untuk saling mengenal anggota,majelis dan pengurus satu sama lain. Acaranya berjalan lancar dan banyak anggota baru kelas sepuluh yang datang. Dan ini adalah pertama kalinya aku memperkenalkan diri di tengah orang-orang  banyak yang selama ini aku belum pernah mendapatkan pengalaman itu. Mengingat ketika ku SMP adalah orang yang bisa dibilang kurang bersosialisasi dengan teman-teman selain teman kelasku ataupun selain yang memang telah kenal sebelumnya.
Hari berganti hari kujalani masa-masa SMA ku yang mulai disibukan oleh tugas-tugas. Ku dengar hari sabtu DKM Al-Ma’wa akan menyelenggarakan kegiatan Tawa Artis dan menginap satu hari di sekolah. Ada yang bilang tawa artis itu singkatan dari taaruf di ma’wa sabari metis ada pula yang menyebutkan taaruf di ma’wa sambil metis tapi intinya sama saja hanya berbeda kata sabari dan sambil, berbeda bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.  Sayang, aku tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut dikarnakan sedang sakit tepatnya pemulihan dari sakit.
***
Kurang lebih dua bulan atau lebih aku menjadi anak SMA, terkadang masih berfikir apa benar aku anak SMA?. Waktu begitu cepat berputar.
***
Hari rabu di bulan september hari pertamaku sekolah setelah libur hari raya idul fitri sekaligus hari pertamaku mengikuti kegiatan dari DKM Al-Ma’wa yaitu Jundullah,Jundullah pertamaku. Aku bisa dibilang anak baru di DKM , tapi aku benar-benar paham apa itu jundullah walaupun hanya sekali saja di jelaskan oleh pengurus DKM  dan itupun tidak di terangkan secara utuh acara yang ada di kegiatan jundullah tersebut. “hah.. acara marah-marah ga jauh beda dengan mos dan aku ga suka itu.” Fikirku. Walaupun demikian aku tetap mengikuti jundullah pertamaku sampai akhir tanpa satu haripun aku lewati. Perang batin untuk menghindar dari acara tersebut tentu ada, tapi entah mengapa walau aku tak ingin mengikuti acara tersebut karena beralasan pasti seperti mos,tapi  sangat berat bagiku untuk menghindarinya. Seolah pantang sekali untuk mundur jadi kulewati saja dengan ikhlas dan berharap ada ilmu yang bisa ku dapat dari kegiatan tersebut, dan memang benar aku mendapatkan pengalaman dari kegiatan jundullah terutama dalam hal kepemimpinan. Setelah acara jundullah selesai lalu dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari angkatan 2010/2011 kepada angkatan 2011/2012 dan tak kuduga aku mendapatkan amanah yang harus aku jaga kepercayaannya  yaitu menjadi peserta akhwat baik di jundullah pertamaku itu dan sebagai kenang-kenangannya yaitu syal jundullah.
Hari demi hari dan  minggu telah berganti bulan, aku di DKM termasuk ke dalam keanggotaan majelis 1 yaitu potensi dan kederisasi. Dari berbagai majelis yang ada 1 sampai 7, aku memiliki minat untuk bergabung di majelis 1,dan untuk bergabung dalam majelis yang diminati, kita melewati tes telebih dahulu yaitu LELIPOT lembar lihat potensi. Yang selaluku ingat bahwa dimanapun majelismu kita semua adalah anggota DKM Al-Ma’wa.
Ternyata, kini DKM Al-Ma’wa seolah menjadi rumah kedua bagiku yang insyaallah selalu kurindukan. Yang dulunya aku tidak tertarik sama sekali dengan ekskul ini kini berganti, bahwa al-ma’wa adalah tempat favoriteku karena bersama teman-teman dari berbagai kelas, kelas sepuluh ataupun sebelas, duabelas bahkan alumni bisa berkumpul untuk saling berbagi cerita,pengalaman,pelajaran dan ilmu agama . Kekeluargaan yang terjalin disana membuat ku selalu rindu untuk berkumpul dan kembali ke Al-Ma’wa . Tak lupa pengalaman-pengalaman cerita haru biru telah terukir dalam ingatanku yang tak pernah aku dapatkan sebelumnya terutama acara besar pertama kami kelas sepuluh semenjak menjadi anggota di Al-Ma’wa sekaligus acara pertamaku berpartisipasi sebagai panitia yaitu, “TEBAR3 1433 H (The Big Celebration of Islamic New Year)” yang bertemakan MUTIARA (Muharram Tingkatkan Akhlak Remaja Islam). Pemikiran bahwa DKM Al-Ma’wa itu organisasi yang tidak terlalu aktif seperti osis kini telah hilang. Justru yang kudapatkan di DKM adalah kesibukan,terutama kesibukan acara dan pengalaman yang sangat berharga. Kesibukanku di DKM aku jalani dengan ikhlas. Rasa lelah tentu ada namun tak sebanding dengan pengalaman dan teman yang kudapat.
***
Tak terasa sudah satu tahun lamanya bahkan lebih, aku telah ada di Al-Ma’wa sebagai anggota majelis 1 dan tak terasa  sudah waktunya jundullah untuk kedua kalinya bagiku . Dan itu artinya ada beberapa yang dulunya anggota kemungkinan akan diberi amanah untuk menjadi pengurus inti .  Sama seperti tahun sebelumnya ketika aku kelas sepuluh, aku merasakan ketakutan mengikuti kegiatan jundullah ini. Tapi tetap saja aku tak bisa dan tak berani untuk menghindar. “Hadapi saja. Jika kau menghindar tidak akan membuat hatimu tenang dan akan ada rasa penyesalan yang akan menghantuimu.” “Kau adalah orang hebat ketika berhasil melawan ketakutanmu” “ Lihat hasil yang akan didapat, bukan terus-terusan terkurung dalam ketakutan” Kata-kata itu seolah menjadi penyemangat untuk mengikuti kegiatan itu.
***
Satu minggu telah berlalu, jundullah itu telah ku lewati bersama dengan teman-teman yang lain. Banyak hal dan kejutan yang tak terduga yang kudapatkan dari jundullah itu terutama pada saat sertijab. Aku tidak harus merasakan rasa penyesalan karena telah berani menghadapi rasa ketakutan ku sendiri. Masih sering terlintas dalam fikiranku mungkin ini jalan yang terbaik yang diberikan oleh Allah kepadaku terkadang aku tertawa sendiri jika teringat dulu pertama kali mengenal Al-Ma’wa. Kini Al-Ma’wa adalah sebagian dari kisah ku yang sangat berharga dan kini aku tengah merajut kisah bersama pengurus angkatan thn 2012/2013 semoga rajutan kisah itu akan indah untuk di kenang kelak ketika aku telah menjadi demissioner dan alumni. Dan yang akan selalu ku ingat, mungkin aku bukanlah yang sekarang jika temanku tak mengajakku.      Dan mungkin aku akan menjadi orang yang minim dengan pengalaman jika dulu kukatakan “tidak” kepada temanku. Aku yang sekarang adalah keputusanku  yang kemarin ketika mengisi formulir itu. Semua telah ada yang mengatur. rencanaNya adalah yang terbaik dari yang terbaik. Arigatou ^^~
September,2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar