Pagi ini adalah
hari sabtu hari dimana pra mos di SMA ku dimulai. Tema untuk mos angkatanku
adalah Heroes come back. Dan hari dimana
aku mendengar DKM Al - Ma’wa untuk pertama kalinya. Pagi itu sekitar pukul
tujuh, ada dua orang laki-laki yang entah siapa namanya mereka memakai blazer
berwarna hitam yang kuingat mereka adalah kelas XII dan XI. Kudengar mereka
berdua datang untuk tasyroh kelas yang telah biasa dilakukan di SMANSA setiap
hari sabtu. Ada yang menyampaikan materi, ada pula yang hanya sekedar menjadi
MC. Setelah selesai menyampaikan materi, salah satu dari mereka menjelaskan
sedikit mengenai apa itu DKM Al-Ma’wa. DKM AL-Ma’wa adalah salah satu ekstrakulikuler
di SMANSA. Saat itu aku hanya setengah hati mendengarkan penjelasannya, tak ada
sedikitpun tertarik untuk bergabung di ekstrakulikuler tersebut.
***
Hari demi hari kami, kelas
sepuluh dua bersama kelas sepuluh yang lainnya menjalani berbagai kegiatan yang
ada di masa orientasi SMA ini. Sore itu, tepatnya rabu sore aku menatap langit
yang cerah itu. Warna jingga terlukis indah di langit biru yang maha luas .
“Akhirnya semua selesai. Malam ini tidur nyenyak tanpa tugas mos yang menguras
fikiranku dan malamku.” aku bergumam dalam hati diantara keramaian sorak
gembira penutupan masa orientasi peserta didik baru.
Keesokan harinya, hari kamis di
aula SMAN 1 Cianjur untuk kedua kalinya aku mengenal DKM Al-Ma’wa. Hari itu
adalah hari dimana para ekskul berdemo untuk menarik peminat para siswa baru
untuk bergabung dengan mereka. Dari berbagai ekskul yang tampil, ada satu
ekskul yang membuatku terperangah kaget dibuat olehnya yaitu, ekskul DKM
Al-Ma’wa. Aula yang bergitu besarnya hanya dikelilingi oleh anggota satu ekskul
saja? Tapi, hal itu tetap tak membuatku tertarik untuk bergabung dengan ekskul
tersebut.
Beberapa minggu
kemudian, tibalah waktu untuk pendataan anggota ekskul yang baru. Beberapa
kertas formulir telah ada ditanganku dan aku belum mendapatkan keputusan akan
masuk ekskul apa. Untunglah diberi waktu satu hari jadi aku masih punya waktu
untuk berfikir. Malam harinya aku benar-benar dibuat bingung oleh kertas-kertas
formulir itu. “ Ah sudahlah, bagaimana nanti saja.” Gerutuku. Keesokan harinya
teman-temanku sudah mempunyai keputusan mereka akan ikut bergabung dengan
ekskul yang mereka benar-benar inginkan. Dan mungkin hanya aku saja yang belum
memutuskan akan bergabung dengan ekskul mana. Disaat aku sedang dilanda
kebingungan memutuskan ekskul,aku melihat salah satu teman perempuanku di kelas
X2 sedang mengisi formulir anggota baru
DKM Al-Ma’wa yang kubaca dari tulisan yang ada diformulir tersebut. Temanku
menyadari kehadiranku dan bertanya “ Di, ikut DKM yuu... biar ada temennya
aku.” Oceh temanku itu. Setelah berfikir sebentar dan temanku pun tak
berhenti-hentinya merayuku untuk bergabung di ekskul tersebut dan ia berhasil
merayuku sehingga aku mengabulkan permintaanya. Tak lama dari itu aku baru
tersadar ternyata tadi itu aku berkata
“iya” tanpa menolak. Tapi aku tak ambil pusing, “ah sudahlah jalani saja”. Dan
tersirat dalam fikiranku DKM itu organisasi yang kurang aktif jadi tak apalah
aku bergabung di ekskul tersebut. Karena pada saat itu aku hanya berfikir bahwa
SMA itu sibuk dan tak perlu untuk mencari kesibukan lain.
Tak lama dari hari
itu kami para anggota ekskul DKM diminta untuk berkumpul di mesjid Al-Ma’wa
untuk saling mengenal anggota,majelis dan pengurus satu sama lain. Acaranya
berjalan lancar dan banyak anggota baru kelas sepuluh yang datang. Dan ini
adalah pertama kalinya aku memperkenalkan diri di tengah orang-orang banyak yang selama ini aku belum pernah
mendapatkan pengalaman itu. Mengingat ketika ku SMP adalah orang yang bisa
dibilang kurang bersosialisasi dengan teman-teman selain teman kelasku ataupun selain
yang memang telah kenal sebelumnya.
Hari berganti hari
kujalani masa-masa SMA ku yang mulai disibukan oleh tugas-tugas. Ku dengar hari
sabtu DKM Al-Ma’wa akan menyelenggarakan kegiatan Tawa Artis dan menginap satu
hari di sekolah. Ada yang bilang tawa artis itu singkatan dari taaruf di ma’wa
sabari metis ada pula yang menyebutkan taaruf di ma’wa sambil metis tapi
intinya sama saja hanya berbeda kata sabari dan sambil, berbeda bahasa antara
bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Sayang,
aku tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut dikarnakan sedang sakit tepatnya
pemulihan dari sakit.
***
Kurang lebih dua
bulan atau lebih aku menjadi anak SMA, terkadang masih berfikir apa benar aku
anak SMA?. Waktu begitu cepat berputar.
***
Hari rabu di bulan
september hari pertamaku sekolah setelah libur hari raya idul fitri sekaligus
hari pertamaku mengikuti kegiatan dari DKM Al-Ma’wa yaitu Jundullah,Jundullah
pertamaku. Aku bisa dibilang anak baru di DKM , tapi aku benar-benar paham apa
itu jundullah walaupun hanya sekali saja di jelaskan oleh pengurus DKM dan itupun tidak di terangkan secara utuh
acara yang ada di kegiatan jundullah tersebut. “hah.. acara marah-marah ga jauh
beda dengan mos dan aku ga suka itu.” Fikirku. Walaupun demikian aku tetap
mengikuti jundullah pertamaku sampai akhir tanpa satu haripun aku lewati.
Perang batin untuk menghindar dari acara tersebut tentu ada, tapi entah mengapa
walau aku tak ingin mengikuti acara tersebut karena beralasan pasti seperti
mos,tapi sangat berat bagiku untuk
menghindarinya. Seolah pantang sekali untuk mundur jadi kulewati saja dengan
ikhlas dan berharap ada ilmu yang bisa ku dapat dari kegiatan tersebut, dan
memang benar aku mendapatkan pengalaman dari kegiatan jundullah terutama dalam
hal kepemimpinan. Setelah acara jundullah selesai lalu dilanjutkan dengan serah
terima jabatan dari angkatan 2010/2011 kepada angkatan 2011/2012 dan tak kuduga
aku mendapatkan amanah yang harus aku jaga kepercayaannya yaitu menjadi peserta akhwat baik di jundullah
pertamaku itu dan sebagai kenang-kenangannya yaitu syal jundullah.
Hari demi hari dan minggu telah berganti bulan, aku di DKM
termasuk ke dalam keanggotaan majelis 1 yaitu potensi dan kederisasi. Dari
berbagai majelis yang ada 1 sampai 7, aku memiliki minat untuk bergabung di
majelis 1,dan untuk bergabung dalam majelis yang diminati, kita melewati tes
telebih dahulu yaitu LELIPOT lembar lihat potensi. Yang selaluku ingat bahwa dimanapun
majelismu kita semua adalah anggota DKM Al-Ma’wa.
Ternyata, kini DKM
Al-Ma’wa seolah menjadi rumah kedua bagiku yang insyaallah selalu kurindukan. Yang
dulunya aku tidak tertarik sama sekali dengan ekskul ini kini berganti, bahwa
al-ma’wa adalah tempat favoriteku karena bersama teman-teman dari berbagai
kelas, kelas sepuluh ataupun sebelas, duabelas bahkan alumni bisa berkumpul
untuk saling berbagi cerita,pengalaman,pelajaran dan ilmu agama . Kekeluargaan
yang terjalin disana membuat ku selalu rindu untuk berkumpul dan kembali ke
Al-Ma’wa . Tak lupa pengalaman-pengalaman cerita haru biru telah terukir dalam
ingatanku yang tak pernah aku dapatkan sebelumnya terutama acara besar pertama
kami kelas sepuluh semenjak menjadi anggota di Al-Ma’wa sekaligus acara
pertamaku berpartisipasi sebagai panitia yaitu, “TEBAR3 1433 H (The
Big Celebration of Islamic New Year)” yang bertemakan MUTIARA (Muharram
Tingkatkan Akhlak Remaja Islam). Pemikiran bahwa DKM
Al-Ma’wa itu organisasi yang tidak terlalu aktif seperti osis kini telah hilang.
Justru yang kudapatkan di DKM adalah kesibukan,terutama kesibukan acara dan
pengalaman yang sangat berharga. Kesibukanku di DKM aku jalani dengan ikhlas. Rasa
lelah tentu ada namun tak sebanding dengan pengalaman dan teman yang kudapat.
***
Tak terasa sudah
satu tahun lamanya bahkan lebih, aku telah ada di Al-Ma’wa sebagai anggota
majelis 1 dan tak terasa sudah waktunya
jundullah untuk kedua kalinya bagiku . Dan itu artinya ada beberapa yang
dulunya anggota kemungkinan akan diberi amanah untuk menjadi pengurus inti . Sama seperti tahun sebelumnya ketika aku kelas
sepuluh, aku merasakan ketakutan mengikuti kegiatan jundullah ini. Tapi tetap
saja aku tak bisa dan tak berani untuk menghindar. “Hadapi saja. Jika kau
menghindar tidak akan membuat hatimu tenang dan akan ada rasa penyesalan yang
akan menghantuimu.” “Kau adalah orang hebat ketika berhasil melawan
ketakutanmu” “ Lihat hasil yang akan didapat, bukan terus-terusan terkurung
dalam ketakutan” Kata-kata itu seolah menjadi penyemangat untuk mengikuti
kegiatan itu.
***
Satu minggu telah
berlalu, jundullah itu telah ku lewati bersama dengan teman-teman yang lain.
Banyak hal dan kejutan yang tak terduga yang kudapatkan dari jundullah itu
terutama pada saat sertijab. Aku tidak harus merasakan rasa penyesalan karena
telah berani menghadapi rasa ketakutan ku sendiri. Masih sering terlintas dalam
fikiranku mungkin ini jalan yang terbaik yang diberikan oleh Allah kepadaku
terkadang aku tertawa sendiri jika teringat dulu pertama kali mengenal Al-Ma’wa.
Kini Al-Ma’wa adalah sebagian dari kisah ku yang sangat berharga dan kini aku
tengah merajut kisah bersama pengurus angkatan thn 2012/2013 semoga rajutan
kisah itu akan indah untuk di kenang kelak ketika aku telah menjadi demissioner
dan alumni. Dan yang akan selalu ku ingat, mungkin aku bukanlah yang sekarang
jika temanku tak mengajakku. Dan mungkin
aku akan menjadi orang yang minim dengan pengalaman jika dulu kukatakan “tidak”
kepada temanku. Aku yang sekarang
adalah keputusanku yang kemarin ketika mengisi formulir itu. Semua telah ada yang mengatur. rencanaNya adalah yang terbaik dari yang
terbaik. Arigatou ^^~
September,2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar