Pagi dingin yang gelap,
Embun masih bertebaran,
Tampak mentari masih enggan bersinar,
Bersembunyi dibalik jendela langit.
Tubuh tua yang tegap menyongsong hari,
Kaki tua yang lemah namun tampak kokoh,
Dan keriput diwajahnya kini tengah berbagi cerita,
"Pedal itu seolah teman abadiku"
Kendaraan tradisional tua yang sederhana,
Tampak mewah ia tumpangi,
Biarpun ia selalu dilihat penuh iba,
Sungguh bukan iba itu yang ia butuhkan.
Melainkan orang-orang yang butuh dirinya dan pedal abadinya.
~kelas sastra jum'at 28 sept 12~
Senin, 08 Oktober 2012
Rajutan Kisah Yang Terukir dan Tengah di Ukir
Pagi ini adalah
hari sabtu hari dimana pra mos di SMA ku dimulai. Tema untuk mos angkatanku
adalah Heroes come back. Dan hari dimana
aku mendengar DKM Al - Ma’wa untuk pertama kalinya. Pagi itu sekitar pukul
tujuh, ada dua orang laki-laki yang entah siapa namanya mereka memakai blazer
berwarna hitam yang kuingat mereka adalah kelas XII dan XI. Kudengar mereka
berdua datang untuk tasyroh kelas yang telah biasa dilakukan di SMANSA setiap
hari sabtu. Ada yang menyampaikan materi, ada pula yang hanya sekedar menjadi
MC. Setelah selesai menyampaikan materi, salah satu dari mereka menjelaskan
sedikit mengenai apa itu DKM Al-Ma’wa. DKM AL-Ma’wa adalah salah satu ekstrakulikuler
di SMANSA. Saat itu aku hanya setengah hati mendengarkan penjelasannya, tak ada
sedikitpun tertarik untuk bergabung di ekstrakulikuler tersebut.
***
Hari demi hari kami, kelas
sepuluh dua bersama kelas sepuluh yang lainnya menjalani berbagai kegiatan yang
ada di masa orientasi SMA ini. Sore itu, tepatnya rabu sore aku menatap langit
yang cerah itu. Warna jingga terlukis indah di langit biru yang maha luas .
“Akhirnya semua selesai. Malam ini tidur nyenyak tanpa tugas mos yang menguras
fikiranku dan malamku.” aku bergumam dalam hati diantara keramaian sorak
gembira penutupan masa orientasi peserta didik baru.
Keesokan harinya, hari kamis di
aula SMAN 1 Cianjur untuk kedua kalinya aku mengenal DKM Al-Ma’wa. Hari itu
adalah hari dimana para ekskul berdemo untuk menarik peminat para siswa baru
untuk bergabung dengan mereka. Dari berbagai ekskul yang tampil, ada satu
ekskul yang membuatku terperangah kaget dibuat olehnya yaitu, ekskul DKM
Al-Ma’wa. Aula yang bergitu besarnya hanya dikelilingi oleh anggota satu ekskul
saja? Tapi, hal itu tetap tak membuatku tertarik untuk bergabung dengan ekskul
tersebut.
Beberapa minggu
kemudian, tibalah waktu untuk pendataan anggota ekskul yang baru. Beberapa
kertas formulir telah ada ditanganku dan aku belum mendapatkan keputusan akan
masuk ekskul apa. Untunglah diberi waktu satu hari jadi aku masih punya waktu
untuk berfikir. Malam harinya aku benar-benar dibuat bingung oleh kertas-kertas
formulir itu. “ Ah sudahlah, bagaimana nanti saja.” Gerutuku. Keesokan harinya
teman-temanku sudah mempunyai keputusan mereka akan ikut bergabung dengan
ekskul yang mereka benar-benar inginkan. Dan mungkin hanya aku saja yang belum
memutuskan akan bergabung dengan ekskul mana. Disaat aku sedang dilanda
kebingungan memutuskan ekskul,aku melihat salah satu teman perempuanku di kelas
X2 sedang mengisi formulir anggota baru
DKM Al-Ma’wa yang kubaca dari tulisan yang ada diformulir tersebut. Temanku
menyadari kehadiranku dan bertanya “ Di, ikut DKM yuu... biar ada temennya
aku.” Oceh temanku itu. Setelah berfikir sebentar dan temanku pun tak
berhenti-hentinya merayuku untuk bergabung di ekskul tersebut dan ia berhasil
merayuku sehingga aku mengabulkan permintaanya. Tak lama dari itu aku baru
tersadar ternyata tadi itu aku berkata
“iya” tanpa menolak. Tapi aku tak ambil pusing, “ah sudahlah jalani saja”. Dan
tersirat dalam fikiranku DKM itu organisasi yang kurang aktif jadi tak apalah
aku bergabung di ekskul tersebut. Karena pada saat itu aku hanya berfikir bahwa
SMA itu sibuk dan tak perlu untuk mencari kesibukan lain.
Tak lama dari hari
itu kami para anggota ekskul DKM diminta untuk berkumpul di mesjid Al-Ma’wa
untuk saling mengenal anggota,majelis dan pengurus satu sama lain. Acaranya
berjalan lancar dan banyak anggota baru kelas sepuluh yang datang. Dan ini
adalah pertama kalinya aku memperkenalkan diri di tengah orang-orang banyak yang selama ini aku belum pernah
mendapatkan pengalaman itu. Mengingat ketika ku SMP adalah orang yang bisa
dibilang kurang bersosialisasi dengan teman-teman selain teman kelasku ataupun selain
yang memang telah kenal sebelumnya.
Hari berganti hari
kujalani masa-masa SMA ku yang mulai disibukan oleh tugas-tugas. Ku dengar hari
sabtu DKM Al-Ma’wa akan menyelenggarakan kegiatan Tawa Artis dan menginap satu
hari di sekolah. Ada yang bilang tawa artis itu singkatan dari taaruf di ma’wa
sabari metis ada pula yang menyebutkan taaruf di ma’wa sambil metis tapi
intinya sama saja hanya berbeda kata sabari dan sambil, berbeda bahasa antara
bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Sayang,
aku tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut dikarnakan sedang sakit tepatnya
pemulihan dari sakit.
***
Kurang lebih dua
bulan atau lebih aku menjadi anak SMA, terkadang masih berfikir apa benar aku
anak SMA?. Waktu begitu cepat berputar.
***
Hari rabu di bulan
september hari pertamaku sekolah setelah libur hari raya idul fitri sekaligus
hari pertamaku mengikuti kegiatan dari DKM Al-Ma’wa yaitu Jundullah,Jundullah
pertamaku. Aku bisa dibilang anak baru di DKM , tapi aku benar-benar paham apa
itu jundullah walaupun hanya sekali saja di jelaskan oleh pengurus DKM dan itupun tidak di terangkan secara utuh
acara yang ada di kegiatan jundullah tersebut. “hah.. acara marah-marah ga jauh
beda dengan mos dan aku ga suka itu.” Fikirku. Walaupun demikian aku tetap
mengikuti jundullah pertamaku sampai akhir tanpa satu haripun aku lewati.
Perang batin untuk menghindar dari acara tersebut tentu ada, tapi entah mengapa
walau aku tak ingin mengikuti acara tersebut karena beralasan pasti seperti
mos,tapi sangat berat bagiku untuk
menghindarinya. Seolah pantang sekali untuk mundur jadi kulewati saja dengan
ikhlas dan berharap ada ilmu yang bisa ku dapat dari kegiatan tersebut, dan
memang benar aku mendapatkan pengalaman dari kegiatan jundullah terutama dalam
hal kepemimpinan. Setelah acara jundullah selesai lalu dilanjutkan dengan serah
terima jabatan dari angkatan 2010/2011 kepada angkatan 2011/2012 dan tak kuduga
aku mendapatkan amanah yang harus aku jaga kepercayaannya yaitu menjadi peserta akhwat baik di jundullah
pertamaku itu dan sebagai kenang-kenangannya yaitu syal jundullah.
Hari demi hari dan minggu telah berganti bulan, aku di DKM
termasuk ke dalam keanggotaan majelis 1 yaitu potensi dan kederisasi. Dari
berbagai majelis yang ada 1 sampai 7, aku memiliki minat untuk bergabung di
majelis 1,dan untuk bergabung dalam majelis yang diminati, kita melewati tes
telebih dahulu yaitu LELIPOT lembar lihat potensi. Yang selaluku ingat bahwa dimanapun
majelismu kita semua adalah anggota DKM Al-Ma’wa.
Ternyata, kini DKM
Al-Ma’wa seolah menjadi rumah kedua bagiku yang insyaallah selalu kurindukan. Yang
dulunya aku tidak tertarik sama sekali dengan ekskul ini kini berganti, bahwa
al-ma’wa adalah tempat favoriteku karena bersama teman-teman dari berbagai
kelas, kelas sepuluh ataupun sebelas, duabelas bahkan alumni bisa berkumpul
untuk saling berbagi cerita,pengalaman,pelajaran dan ilmu agama . Kekeluargaan
yang terjalin disana membuat ku selalu rindu untuk berkumpul dan kembali ke
Al-Ma’wa . Tak lupa pengalaman-pengalaman cerita haru biru telah terukir dalam
ingatanku yang tak pernah aku dapatkan sebelumnya terutama acara besar pertama
kami kelas sepuluh semenjak menjadi anggota di Al-Ma’wa sekaligus acara
pertamaku berpartisipasi sebagai panitia yaitu, “TEBAR3 1433 H (The
Big Celebration of Islamic New Year)” yang bertemakan MUTIARA (Muharram
Tingkatkan Akhlak Remaja Islam). Pemikiran bahwa DKM
Al-Ma’wa itu organisasi yang tidak terlalu aktif seperti osis kini telah hilang.
Justru yang kudapatkan di DKM adalah kesibukan,terutama kesibukan acara dan
pengalaman yang sangat berharga. Kesibukanku di DKM aku jalani dengan ikhlas. Rasa
lelah tentu ada namun tak sebanding dengan pengalaman dan teman yang kudapat.
***
Tak terasa sudah
satu tahun lamanya bahkan lebih, aku telah ada di Al-Ma’wa sebagai anggota
majelis 1 dan tak terasa sudah waktunya
jundullah untuk kedua kalinya bagiku . Dan itu artinya ada beberapa yang
dulunya anggota kemungkinan akan diberi amanah untuk menjadi pengurus inti . Sama seperti tahun sebelumnya ketika aku kelas
sepuluh, aku merasakan ketakutan mengikuti kegiatan jundullah ini. Tapi tetap
saja aku tak bisa dan tak berani untuk menghindar. “Hadapi saja. Jika kau
menghindar tidak akan membuat hatimu tenang dan akan ada rasa penyesalan yang
akan menghantuimu.” “Kau adalah orang hebat ketika berhasil melawan
ketakutanmu” “ Lihat hasil yang akan didapat, bukan terus-terusan terkurung
dalam ketakutan” Kata-kata itu seolah menjadi penyemangat untuk mengikuti
kegiatan itu.
***
Satu minggu telah
berlalu, jundullah itu telah ku lewati bersama dengan teman-teman yang lain.
Banyak hal dan kejutan yang tak terduga yang kudapatkan dari jundullah itu
terutama pada saat sertijab. Aku tidak harus merasakan rasa penyesalan karena
telah berani menghadapi rasa ketakutan ku sendiri. Masih sering terlintas dalam
fikiranku mungkin ini jalan yang terbaik yang diberikan oleh Allah kepadaku
terkadang aku tertawa sendiri jika teringat dulu pertama kali mengenal Al-Ma’wa.
Kini Al-Ma’wa adalah sebagian dari kisah ku yang sangat berharga dan kini aku
tengah merajut kisah bersama pengurus angkatan thn 2012/2013 semoga rajutan
kisah itu akan indah untuk di kenang kelak ketika aku telah menjadi demissioner
dan alumni. Dan yang akan selalu ku ingat, mungkin aku bukanlah yang sekarang
jika temanku tak mengajakku. Dan mungkin
aku akan menjadi orang yang minim dengan pengalaman jika dulu kukatakan “tidak”
kepada temanku. Aku yang sekarang
adalah keputusanku yang kemarin ketika mengisi formulir itu. Semua telah ada yang mengatur. rencanaNya adalah yang terbaik dari yang
terbaik. Arigatou ^^~
September,2012
Selasa, 18 September 2012
Puisi
Senja
Kala senja menyapa
Meretas senyum di antara denting waktu yang mati
Ribuan warna indah terangkum dlm warna jingga
Melukis bayang yang akan segera hilang
Terbawa dalam sebentuk warna yg mulai pucat pasi
Dalam senja
yang tersisa hanya alunan nada keheningan yang begitu syahdu terasa
Membawa bahagiaku terombang - ambing
Dalam sebentuk awan yang kini mulai menghitam
Di antara senja
Kutorehkan tinta dalam selembar kertas usang
Kulanglangbuanakan kata
Tuk kurangkai dalam relung senja di antara awan jingga
Kala senja menyapa
Meretas senyum di antara denting waktu yang mati
Ribuan warna indah terangkum dlm warna jingga
Melukis bayang yang akan segera hilang
Terbawa dalam sebentuk warna yg mulai pucat pasi
Dalam senja
yang tersisa hanya alunan nada keheningan yang begitu syahdu terasa
Membawa bahagiaku terombang - ambing
Dalam sebentuk awan yang kini mulai menghitam
Di antara senja
Kutorehkan tinta dalam selembar kertas usang
Kulanglangbuanakan kata
Tuk kurangkai dalam relung senja di antara awan jingga
Cerpen
Hadiah
Tak Terduga
Rintik hujan masih
jelas terdengar membasahi semua sudut taman . Suara ayam masih saling terdengar
saling menyapa walau pagi itu awan kelabu dan hujan masih saja menyisakan
rintiknya. Pagi itu pukul 5, aku masih saja terjaga dalam lamunan sebelum aku
tersadarkan oleh bunyi dering di hp ku, tanda beberapa sms telah masuk dalam
inbox hp ku.
“Assalamu’alaikum ..
Happy Birthday sahabat . Semoga panjang umur J”
“Wilujeung tepang
taun de. Barakallah”
“Asssyiiik
teraktiran,,hehe Milad mubarrokah”
Satu
persatu kubuka sms yang masuk, hampir semuanya adalah ucapan selamat ulang
tahun. Doa dan ucapan itu terus berdatangan. Tidak terhitung jumlah ucapan yang
kuterima hingga masuk kelas pagi ini . Berbagai cara mereka tunjukan untuk
mengutarakan ucapan selamat, ada yang mengucapkannnya dengan cara yang wajar,
ada pula yang tidak wajar yaitu dengan cara ditampar. Kuanggap tamparan mereka
itu adalah tanda kasih sayang untukku, yaa walaupun itu rasanya sakit.
Tak
terasa jam demi jam pelajaran sudah ku lewati, tibalah saatnya untuk pulang.
Seperti biasa setelah jam pelajaran selesai aku tidak langsung pulang. Seperti
biasa aku menyempatkan waktu untuk solat ashar dahulu di mesjid sekolahanku.
Setelah solat ashar aku duduk diberanda masjid, suasananya sejuk tenang dan membuat
ngantuk. Tiba-tiba seseorang datang menghampiriku.
“ Assalamu’alaikum.
” Ucapnya membuyarkan lamunanku.
“ Wa’alaikumsalam
.” jawabku. Tidak salah lagi suara itu, dia adalah..
“Hayoh yang ulang
tahun ,, Barakallah,, mie ayam mie ayam ke,, baso atau teraktiran gitu ”
“Makasih,, ntar
atuh, tapi mana kadonya?” candaku
“Gampang, ayolah
laper nih....”sambung dia
kita berdua sepakat
siang itu untuk membeli mie ayam di tempat langganan kita berdua. Sesampainya
di tempat mie ayam.....
“Mang, biasa ya 2”
ucapnya pada tukang mie ayam
“sip.. antosannya.”
Jawab si pedagang itu seolah mengerti apa maksudnya.
Kita ber dua pun
duduk di meja yang bernomerkan 5 itu,,
“Mana kadonya?.”
Pintaku sambil menjulurkan tangan.
“Dasar, nih .. maaf
ya cuman itu yang bisa aku kasih ke kamu,..hehe .”
“Ikhlas kan ?.” Aku
memastikan.
“Ikhlas,, ikhlas. Hahaha
” Jawabnya sambil tersenyum ke arahku.
“Makasih ya.”
“Sama-sama”
Tak lama kemudian datanglah
mie ayam pesanan kita dan ternyata setelah beres makan, mie ayam itu dibayar
kan olehnya. Walaupun niat awalnya aku yang men teraktirnya. Setelah itu aku
pamit pulang karena hampir maghrib.
Sesampainya di
rumah aku segera membuka kado pemberiannya itu. Sepanjang jalan tadi aku terus
menebak-nebak apa isi kadonya itu. Hadiahnya yang cukup besar,
terbungkus rapi dengan gambar langit biru dan penguin yang sangat lucu. Dan
ternyata didalamnya berisi dua hadiah yang satu adalah gantungan
hp berbentuk boneka koala yang sangat lucu, kecil,biasa namun unik dan yang satu lagi ada dalam kotak yang
berbeda. Setelah ku buka, isinya adalah jam tangan berwarna putih ungu. “Tau
saja aku butuh ini.” Gumamku. Sejenak aku terdiam melihat ada gulungan kertas
surat dalam hadiah itu.
Lalu aku baca surat itu perlahan.…
Hanya bisa tersenyum sendiri membacanya. Setengah tak percaya tapi
inilah kenyataannya. Tak terasa air mata kini membasahi pipiku. Air mata
bahagia. “Subhanallah, Engkau maha tahu. Semua rencanamu begitu indah.
Terimakasih Engkau telah memberiku sahabat seperti dia. Dia memang sahabat
terbaikku ”
2012
Artikel
Kebudayaan di Zaman Globalisasi
Pernahkah kalian berfikir, kebudayaan yang ada di daerahmu atau juga yang ada di negaramu suatu saat nanti akan hilang seiring berjalannya waktu, hilang di makan zaman!. Ataupun sebaliknya! Kebudayaan tersebut malah akan semakin dikenal oleh orang - orang yang berada di daerah lain yang asalnya mereka sama sekali tidak mengetahui adanya kebudayaan tersebut pada akhirnya mereka ikut melestarikan kebudayaan itu! dan bahkan terkenal sampai ke dunia Internasional dan dunia Internasional pun ikut berpartisipasi melestarikan budaya tersebut. Kebudayaan yang dulunya hanya di pandang sebelah mata oleh masyarakat berangsur - angsur menunjukan bahwa kebudayaan tersebut tidak pantas untuk di pandang sebelah mata saja karena, menjadi salah satu icon pariwisata yang menarik para minat wisatawan untuk berkunjung ke negara tersebut untuk mempelajari langsung kebudayaannya. Hal itu akan menjadi kenyataan apabila kita dapat menunjukan bahwa kebudayaan tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dengan kebudayaan - kebudayaan lainnya. Dan juga hal itu bisa hanya sekedar mimpi yang tak akan pernah terwujud sampai kapanpun apabila kita tidak memiliki kesadaran bahwa kebudayaan itu sangat penting bagi kita sebagai ciri khas dan identitas negara kita .
Di zaman Globalisasi sekarang ini, kita dituntut untuk lebih selektif memilih kebudayaan mana saja yang bisa kita ambil atau tidak. Baik buruknya kepada kita harus difikirkan dan jangan sampai dengan adanya kebudayaan tersebut malah merusak moral bangsa kita. Patut untuk kita contoh apabila kebudayaan tersebut berpengaruh baik kepada kita maupun orang - orang yang ada di sekitar kita.
Dan pertanyaan di sini adalah pertama,Bagaimana cara kita mempertahankan kebudayaan yang telah ada sejak lama agar kebudayaan tersebut tetap ada bahkan lebih dikenal oleh masyarakat di zaman Globalisasi saat ini?. Yang ke dua apakah Globalisasi faktor utama kebudayaan itu bisa hilang?.
Untuk jawaban dari pertanyaan Bagaimana cara kita mempertahankan kebudayaan yang telah ada sejak lama agar kebudayaan tersebut tetap ada bahkan lebih dikenal oleh masyarakat di zaman Globalisasi saat ini, Kita harus terlebih dahulu bangga memiliki kebudayaan tersebut dan merasa memiliki kebudayaan tersebut. Bagaimana bisa kebudayaan dapat diketahui oleh banyak orang, dikenal oleh negara lain jika kita sendiri pemilik kebudayaan tersebut yang jelas - jelas telah hidup berdampingan dengannya tidak mengetahui betul akan kebudayaan tersebut,makna dibalik kebudayaan tersebut dan malah bersikap acuh. Apakah kita harus menunggu negara lain mengaku bahwa kebudayaan tersebut berasal dari negaranya ? baru kita mencari tahu dan belajar kebudayaan itu! kita beramai - ramai mengunjungi dunia maya dan melakukan protes kepada negara tersebut karena telah mengakui apa yang bukan miliknya? Tidak kan?!. Dan seiring berkembangnya teknologi, kita pun dapat menggunakannya sebagai alat untuk berbagi informasi kepada dunia tentang kebudayaan yang kita miliki.
Jawaban dari pertanyaan yang ke dua, apakah Globalisasi faktor utama kebudayaan itu bisa hilang?. Bukan hanya Globalisasi kebudayaan itu bisa hilang ataupun punah, diantaranya adalah ada rasa tidak puas kepada kebudayaan yang telah ada sehingga kebudayaan tersebut mulai ditinggalkan,kebudayaan tersebut dinilai ketinggalan zaman oleh generasi muda,peperangan, bencana alam pun bisa menjadi faktor kebudayaan tersebut hilang.
Nah bisa kita simpulkan bahwa kebudayaan tidaklah selalu harus berubah kita hanya perlu lebih selektif memilihnya. Dan juga, kita tidak perlu menunggu diakui sebelum mengakui itu adalah kebudayaan milik kita.
Terimakasih telah membaca artikel pertama yang pernah saya buat. Semoga bermangfaat
September,2012
Selasa, 11 September 2012
Bintang
Bintang itu kini mulai kehilangan apa yang paling berharga darinya. perlahan kerlipannya padam. terhalang oleh gelapnya malam. Kini semua mata telah lelah menanti, hingga yang tersisa hanyalah kegelapan dan keheningan di setiap malam tanpa ada secercah cahaya yang tulus menyinari para mata yang lelah menunggu akan keindahannya.
senja :)
8 september 2012
ketika
pagi baru saja hadir tuk menyapa, aku malah memikirkanmu senja. apakah
kau akan hadir menyapaku ketika langit itu akan berubah menjadi
hitam?
Selasa, 07 Agustus 2012
Langganan:
Postingan (Atom)
|
About
Vanilla.. ^^~